Wisuda Tahfidz Quran Angkatan Ke II
Senin 27 Juni 2022 SMA Islam Mutiara Baru Bekasi menyelenggarakan acara istimewa. Begitu istimewa dan sentimentilnya hingga membuat banyak orang tua wali murid mencucurkan air mata. Campur aduk antara bahagia, haru, dan bangga atas pencapaian putra-putrinya.
Acara Wisuda Tahfidz II. Sesuai namanya, acara ini adalah kegiatan pentahbisan dan pengakuan, bahwasannya para siswa telah berhasil menghafalkan Al Quran minimal Juz 30. Bahkan ada yang mampu menghafal 7 Juz. Di sesi uji publik, tiap siswa harus membuktikan secara terbuka kemampuan hafalannya. Di atas panggung, di hadapan penguji, dewan asatidz, orang tua wali murid, dan seluruh undangan yang hadir.
Bagi sebagian orang tua wisudawan, ketegangan melihat putra-putrinya mengikuti ujian terbuka, sama rasanya seperti menunggu pengumuman hasil lomba olimpiade dan semacamnya. Mulasnya, deg-degannya. Semua khusyuk berdoa agar putra-putrinya lulus lancar dalam tes hafalan terbukanya. Hanya saja, acara ini terasa jauh lebih emosional. Karena apa? Pertanggungjawabannya langsung kepada Sang Maha Pencipta, Allah Swt.
Step by step, itulah yang dilakukan asatidz/asatidzah SMA Islam Mutiara Baru Bekasi dalam mendidik para siswanya agar mencintai Al Quran. Dimulai dengan memperdengarkan lantunan murotal tiap pagi saat anak-anak masuk area sekolah. Siswa menjadi terbiasa mendengar lantunan ayat-ayat Allah. Dilanjutkan dengan pelajaran Tahfidz Al Quran, tiap pagi sebelum semua pelajaran dimulai. So, Kelas Tahfidz Al Quran menjadi awal seluruh kegiatan pembelajaran.
Murojaah kemudian dilanjutkan di rumah. Tanggung jawab memperbaiki dan memperlancar hafalan beralih kepada para orang tua. Anak-anak yang tertib hafalan Al Quran di rumah akan jauh lebih cepat perkembangannya dibandingkan dengan yang hanya mengandalkan bimbingan di sekolah.
Dewan Asatidz mengakui bahkan telah membuktikan bahwa kemampuan menghafal Al Quran seorang anak sangat berpengaruh pada kecerdasan intelektual mereka. Buktinya adalah, para siswa yang memiliki prestasi tinggi secara akademis maupun non akademis. Mayoritas yang berprestasi tinggi adalah siswa yang berhasil memenuhi target hafalan Al Quran. Subhanallah.
Inilah awal mula ketika menghafal Al Quran menjadi bagian terpenting dari kehidupan sehari-hari seorang manusia. Saat nilai-nilai Al Quran dijunjung setinggi-tingginya, dijadikan pedoman dalam setiap langkah hidup sampai dibawa mati. Saat ilmu yang terkandung di setiap ayatnya ditelaah dan dipelajari.
Tentu saja menjadikan ilmu Al Quran sebagai bagian terpenting dalam hidup seorang muslim tidak terjadi begitu saja. Perlu ada pengenalan. Menanamkan keyakinan akan kebenarannya. Membuat anak-anak terpesona pada isinya. Dan tak ada cara yang lebih efektif selain melakukannya secara rutin dan terus menerus serta mengulang hafalan sambil menambahkan satu dua ayat baru setiap harinya. Begitu terus diulang-ulang hingga menjadi rutinitas, menjelma jadi kebiasaan hingga akhirnya membudaya dalam sebuah komunitas.
Tapi harus diingat, itu semua tidak akan terjadi secara instan. Butuh pengenalan, keteladanan, pembiasaan serta penumbuhan kecintaan terhadap Al Quran. Anak perlu memiliki pengalaman yang positif secara terus-menerus berinteraksi dengan Al Quran. Karena kecintaan terhadap apapun hanya bisa tumbuh melalui pengalaman yang positif dan menyenangkan, bukan melalui paksaan dan ancaman.
Semoga kelak ketika mereka semakin dewasa, Al Quran-lah yang menjadi panduan jalan hidupnya. Sekian puluh tahun mendatang, mereka yang akan berperan menjadi penerus bangsa ini. Ketika masa itu tiba, ayat-ayat Al Quran-lah yang akan menuntun mereka dalam menjalankan amanah yang diembannya. Di tangan generasi Qurani inilah, kemakmuran dan keberkahan negeri ini akan terwujud. Aamiin.
Oleh : Tim Redaksi
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini